Rabu, 22 Januari 2014

Restorasi Meiji

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

     Konnichiwa, karena saya akan menulis tentang sejarah Jepang, maka tidak sedap rasanya jika tidak memakai sentuhan bahasa Jepang, hehe. Ok! Hari ini saya akan update tentang sejarah yaitu "Restorasi Meiji". Mungkin bagi sebagian orang Indonesia tidak mengetahui dan ingin mengetahui apa itu restorasi Meiji. Sip, mari kita baca dengan seksama!


     Restorasi Meiji  (明治維新 Meiji-ishin) , dikenal juga dengan Meiji Ishin, Revolusi Meiji, atau Pembaharuan Meiji. Restorasi Meiji adalah serangkaian kejadian yang berpuncak pada pengembalian kekuasaan kepada Kaisar pada tahun 1868 di Jepang. Restorasi ini menyebabkan perubahan besar-besaran pada struktur politik dan sosial Jepang, dan berlanjut hingga zaman Edo (sering juga disebut Akhir Keshogunan Tokugawa) dan awal zaman Meiji.
      Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir zaman Edo dan awal zaman Meiji. Restorasi ini diakibatkan oleh Perjanjian Shimoda dan Perjanjian Towsen Harris yang dilakukan oleh Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat.
     

     Penyebab Restorasi Meiji begitu banyak. Jepang baru menyadari betapa terkebelakangnya mereka dibandingkan negara-negara lainnya di dunia setelah datangnya Komodor Amerika Serikat Matthew C. Perry yang memaksa Jepang membuka pelabuhan-pelabuhan untuk kapal-kapal asing yang ingin berdagang. Komodor Perry datang ke Jepang menaiki kapal super besar yang dilengkapi persenjataan dan teknologi yang jauh lebih superior dibandingkan milik Jepang saat itu. Para pemimpin Restorasi Meiji bertindak atas nama pemulihan kekuasaan kaisar untuk memperkuat Jepang terhadap ancaman kekuatan-kekuatan kolonial waktu itu. Kata Meiji yang berarti kekuasaan pencerahan dan pemerintah waktu itu bertujuan menggabungkan "kemajuan Barat" dengan nilai-nilai "Timur" yang tradisional.
     Para pemimpin utama, pembantu kaisar pada waktu itu di antaranya: Itō Hirobumi, Matsukata Masayoshi, Kido Takayoshi, Itagaki Taisuke, Yamagata Aritomo, Mōri Arinori, Ōkubo Toshimichi, and Yamaguchi Naoyoshi. Meskipun secara resmi kekuasaan negara berada di tangan kaisar, kekuatan politik hanya bergeser dari Keshogunan Tokugawa ke sebuah oligarki. Sebagian besar kekuasaan berada di tangan pemimpin elite dari Provinsi Satsuma (Ōkubo Toshimichi, Saigō Takamori) dan Provinsi Chōshū (Itō Hirobumi, Yamagata Aritomo, dan Kido Takayoshi). Mereka mempertahankan praktik-praktik kekuasaan kaisar yang lebih tradisional, dan menempatkan Kaisar Jepang sebagai satu-satunya otoritas spiritual negeri dan para menteri yang memerintah atas nama kaisar.


     Dampaknya adalah Restorasi Meiji mengakselerasi industrialisasi di Jepang yang dijadikan modal untuk kebangkitan Jepang sebagai kekuatan militer di tahun 1905 dengan slogan "Negara Makmur, Militer Kuat" (富国強兵 fukoku kyōhei)
     Pemerintah Oligarki Meiji yang bertindak atas nama kekuasaan kaisar memperkenalkan upaya-upaya mengonsolidasi kekuasaan untuk menghadapi sisa-sisa pemerintahan zaman Edo, keshogunan, daimyo, dan kelas samurai.
     Pada tahun 1868, semua tanah feodal milik Keshogunan Tokugawa disita dan dialihkan di bawah "kendali kekaisaran". Tindakan ini sekaligus menempatkan mereka di bawah kekuasaan pemerintahan baru yaitu Kekaisaran Meiji. Pada tahun 1869, daimyo Domain Tosa, Domain Hizen, Domain Satsuma, dan Domain Chōshū yang telah berjasa melawan kekuasaan keshogunan, dibujuk untuk mau mengembalikan domain mereka kepada kaisar. Daimyo lainnya juga selanjutnya diperintahkan untuk melakukan hal yang sama. Dengan adanya penghapusan wilayah domain, maka untuk pertama kalinya tercipta pemerintahan Jepang yang terpusat dan berkuasa di semua wilayah negeri.
     Pada tahun 1871, semua daimyo dan mantan daimyo dipanggil untuk menghadap kaisar untuk menerima perintah pengembalian semua domain kepada kaisar. Sekitar 300 domain (han) diubah bentuknya menjadi prefektur yang dipimpin oleh gubernur yang ditunjuk oleh negara. Pada tahun 1888, beberapa prefektur telah berhasil dilebur menjadi satu sehingga jumlah prefektur menciut menjadi 75 prefektur. Kepada mantan daimyo, pemerintah berjanji untuk menggaji mereka sebesar 1/10 dari pendapatan bekas wilayah mereka sebagai penghasilan pribadi. Selanjutnya, utang-utang mereka berikut pembayaran gaji serta tunjangan untuk samurai diambil alih oleh negara.
---
Ok, bagaimana sobat? Saya harap kamu dapat mengetahui tentang "Restorasi Meiji".
Sampai disini dulu ye! Arigatogozimasu!

0 komentar: